Kutukan Piramida Slot
Cerita Dongeng Putri Duyung dan Kutukan Sihir Jahat
Putri Duyung menolong seorang pemuda
Setelah membawanya ke tepi pantai, Ariel nampak kebingungan karena pemuda itu tak kunjung sadarkan diri dan membuka matang.
Sembari merenung di atas karang, ia bertanya dalam hati, "Apakah dia sudah mati?"
Beberapa saat kemudian, Ariel pun menyanyikan sebuah lagu sedih yang tanpa sadar membuat pemuda itu mulai bergerak dan membuka matanya. Putri Duyung pun menghentikan lantunan lagunya dan mendekat ke arah pemuda itu.
"Oh akhirnya kau sadar! Apa kau baik-baik saja?" tanya Ariel sembari menyentuh dahi pemuda di hadapannya itu.
Belum sempat dijawab pertanyaannya, Ariel mulai mendengar suara beberapa perempuan di sekitar pantai. Ia pun langsung cepat-cepat kembali menyelam agar identitasnya sebagai seekor putri duyung tak terbongkar oleh manusia.
Sejak saat itu, Putri Duyung pun tak pernah bertemu dengan pemuda yang bahkan belum sempat ia tanya siapa namanya. Ia kembali ke istana dengan raut wajah muram.
Sampai bertahun-tahun berlalu, Ariel kembali mengingat sosok pemuda yang sudah ditolongnya di permukaan laut. Ia kemudian bercerita kepada sang nenek dan mengaku sangat ingin bertemu dengan pemuda itu.
"Cucu kecilku, kamu tentu tahu bahwa kita ini tidak mungkin berjalan dengan dua kaki seperti manusia. Satu-satunya yang bisa melakukan hanyalah penyihir laut, namun itu semua terlalu berbahaya untukmu," kata sang nenek kepada Ariel.
Seperti apa penelitian Gunung Padang?
Temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan Danny Hilman Natawidjaja dan sejumlah ahli sebetulnya menguatkan kesimpulannya yang terdahulu bahwa Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.
Bahkan situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari Piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.
Dalam jurnal ilmiah Archaeological Prospection yang baru-baru ini terbit, tertulis bahwa dia beserta tim sudah melakukan survei terpadu di Gunung Padang selama tiga tahun, sejak November 2011 hingga Oktober 2014.
Survei-survei itu di antaranya dengan melakukan pemetaan lanskap dan permukaan situs, pengeboran inti, pembuatan parit, dan teknik geofisika terpadu yang melibatkan metode Tomografi Resistivitas Listrik (ERT) dua dimensi serta tiga dimensi, juga Radar Tembus Tanah (GPR).
Kemudian operasi penggalian dimulai pada pertengahan tahun 2012 dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada Agustus hingga September 2014.
Sumber gambar, Fairfax/Getty Images
Untuk 'parit' yang digali, ukurannya bervariasi antara 1,2 meter sampai 3,9 meter dari permukaan dan kedalamannya mencapai antara 2 dan 4 meter.
"Penggalian parit dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai alat, antara lain sekop dan cangkul," tulis Danny Hilman.
Sementara kegiatan pengeboran inti situs dilakukan untuk mengeksplorasi lapisan batuan yang lebih dalam.
"Untuk aktivitas ini kami menggunakan peralatan pengeboran Jacro 100 yang dilengkapi dengan mata bor berlian NQ berukuran diameter 2 inci dan inti barel 5 kaki."
Batuan dari inti situs tersebut, sambungnya, diteliti dengan analisis petrologi dan petrografi agar diketahui komposisi dan karakteristiknya.
Adapun sampel tanah organik diekstraksi secara hati-hati yang kemudian digunakan untuk analisis penanggalan karbon.
"Intinya ingin menentukan umur Gunung Padang, karena tanah itu mengandung unsur organik yang bisa ditentukan unsur karbonnya yang berasosiasi dengan umur bangunan," ujar Danny Hilman kepada BBC News Indonesia, Rabu (08/11).
Situs Gunung Kemungkinan untuk Pemujaan Arwah Leluhur
Menurut arkeolog Jawa Barat tersebut, situs Gunung Padang dijelaskan sebagai salah satu produk budaya yang dibuat atau dibangun oleh manusia pada masa lalu.
Seperti halnya artefak yang merupakan refleksi dari tingkah laku manusia dalam kaitannya antara manusia dengan aspek lingkungan pada masa lalu.
Bila hal itu dikaitkan dengan pola hidup masyarakat prasejarah yang hidup pada masa bercocok tanam yang telah mengembangkan budaya pengagungan arwah leluhur, terbuka kemungkinan fungsi situs Gunung Padang tersebut sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.
"Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, temuan arkeologis di sekitar batu datar (di Gunung Padang) tersebut juga hanya berupa fragmen tembikar polos dalam jumlah yang terbatas yang besar kemungkinan merupakan bagian dari wadah yang digunakan pada saat pelaksanaan ritual," tutur Dr Yondri.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membacakan dongeng pada anak tak hanya bisa meningkatkan bonding antara orangtua dan anak, tetapi juga menjadi kegiatan seru yang memiliki banyak manfaat untuk si Kecil.
Dongeng sendiri terdiri dari berbagai pilihan, seperti dongeng nusantara, dongeng fabel, hingga dongeng kerjaaan. Salah satu dongeng yang bisa Mama dan Papa bacakan pada si Kecil adalah dongeng tentang seekor Putri Duyung.
Sebagai informasi, dongeng berjudul The Little Mermaid atau Putri Duyung ini pertama kali ditulis oleh Hans Christian Andersen tahun 1837. Semakin populer, cerita dongeng putri duyung ini pun diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 1989.
Nah, bagi Mama yang ingin membacakan dongeng ini kepada si Kecil, berikut Popmama.com rangkumkan dongeng anak: Putri Duyung dalam artikel di bawah ini.
PEMBATALAN pemuatan makalah tentang Gunung Padang di sebuah jurnal arkeologi bergengsi dunia menambah panjang daftar kontroversi seputar situs prasejarah di Cianjur, Jawa Barat, itu. Perlu kolaborasi peneliti internasional untuk menyingkap misteri di balik kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Makalah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” yang ditulis Danny Hilman Natawidjaja dan kawan-kawan semula tayang di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023. Namun, pada 1 Desember 2023, John Wiley & Sons Inc, penerbit jurnal, mencabut artikel tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kita boleh saja menilai pengelola jurnal Archaeological Prospection teledor karena pemuatan artikel Danny dkk seharusnya sudah melalui review ketat. Karya Danny dkk pun bukan plagiat atau hasil mencuri data. Penelitian mereka orisinal. Tapi pengasuh jurnal biasanya berusaha menjaga agar muruah sains tak berbaur dengan fantasi.
Danny dkk menyimpulkan bahwa situs megalitik Gunung Padang adalah sebuah piramida yang lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir. Piramida Gunung Padang, menurut mereka, berusia sekitar 20 ribu tahun. Sementara itu, piramida Mesir diperkirakan berusia sekitar 4.000 tahun.
Kesimpulan Danny dan kawan-kawan berpijak pada hasil pemindaian geolistrik, georadar, dan pengeboran geologi. Mereka mengklaim adanya struktur buatan manusia dalam tubuh bukit Gunung Padang, berupa rongga-rongga besar dengan atap, dinding, dan ruang.
Kolega Danny, arkeolog Ali Akbar, dalam bukunya, Situs Gunung Padang, menceritakan peristiwa ganjil sewaktu pengeboran di Gunung Padang oleh Andang Bachtiar, rekan Danny yang lain, pada Agustus 2013. Kala itu sebanyak 32 ribu liter air yang digunakan dalam pengeboran tiba-tiba tersedot ke dalam rongga berkedalaman 8 meter. Hal itu, menurut Ali, mengindikasikan adanya ruang kosong di dalam Gunung Padang.
Meskipun penelitian Danny dkk didukung oleh teknologi maju, penting untuk diingat bahwa interpretasi data oleh ilmuwan mana pun bisa saja keliru. Kesimpulan adanya sebuah ruang buatan manusia dalam perut Gunung Padang belum teruji. Apalagi, sejauh ini, belum ditemukan bukti artefak dari dalam Gunung Padang.
Sejumlah vulkanolog malah menyimpulkan Gunung Padang merupakan sumbat atau kubah lava termuda yang terbentuk di kawah gunung api purba selama ribuan tahun. Mereka juga berpendapat bahwa rongga di dalam bekas gunung api purba adalah sesuatu yang alami.
Harry Truman Simanjuntak, seorang arkeolog prasejarah, juga menolak gagasan adanya ruang buatan manusia di perut Gunung Padang. Ia berargumen, leluhur Nusantara tidak mengenal bangunan ruang bawah tanah untuk kehidupan sehari-hari ataupun untuk ritual sakral. Mereka lebih sering memanfaatkan gua-gua alam ketika membutuhkan ruang tertutup.
Apa pun teorinya, kontroversi seputar Gunung Padang kini telah mendunia. Lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional semestinya mengundang peneliti luar yang membantah pandangan Danny Hilman dkk, lalu mengajak mereka berkolaborasi dengan para saintis Indonesia. Dengan cara itu, upaya pencarian kebenaran mengenai Gunung Padang akan lebih produktif.
Gunung Padang belum lama ini kembali ramai dibahas setelah masuk dalam salah satu episode di film dokumenter dalam Netflix. Banyak yang mengaitkan situs Gunung Padang dengan struktur piramida yang ditemukan di negara lain.
Terkait hal ini, Arkeolog Jawa Barat, Dr. Lutfi Yondri, meluruskan bahwa situs Gunung Padang bukanlah situs piramida.
"Perlu diluruskan, Gunung Padang itu bukan piramida. Situs Gunung Padang itu punden berundak. Penanggalan karbonnya antara 117 SM-45 SM," ucapnya kepada detikEdu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punden berundak adalah struktur berbentuk persegi empat dan tersusun bertingkat-tingkat. Pendeskripsian situs Gunung Padang diawali dari bagian paling rendah dan kemudian berlanjut ke bagian yang paling tinggi.
Berusaha menemui penyihir
Meski sudah diberi nasihat oleh neneknya, namun si bungsu dari keluarga kerajaan laut itu tidak mengindahkannya. Ia justru memilih untuk pergi ke laut yang jauh demi bertemu dengan penyihir laut yang dimaksudkan sang nenek.
Sesampainya bertemu penyihir, Putri Duyung pun menjelaskan maksud dan tujuannya untuk bisa bertemu dengan pemuda yang ia tolong beberapa tahun lalu.
"Aku sangat ingin kembali ke permukaan dan bertemu dengan pemuda yang ku selamatkan itu. Namun, aku sendiri tidak tahu identitasnya. Bisa kau membantuku?" tanya Ariel kepada penyihir laut .
Penyihir itu tanpa berpikir panjang langsung menyanggupi permintaan Putri Duyung, ia pun memberikan ramuan untuk memberikan dua kaki kepadanya namun dengan sebuah syarat.
"Kau harus membuang suara merdumu untuk menukarkannya dengan dua kaki seperti manusia. Apakah kau bersedia?" tanya penyihir memastikan.
"Baiklah aku bersedia. Ada syarat lainnya?" tanya Putri Duyung.
"Ya, kau harus menikah dengannya jika ingin tetap hidup. Jika pemuda itu menikah dengan orang lain, kau akan mati di hari berikutnya dan suaramu akan tetap bersamaku selamanya," sambung penyihir menjelaskan.
Meski sempat ragu, Ariel pun akhirnya menyetujui persyaratan yang telah diberikan. Ia kemudian meminum ramuan yang telah dibuatkan penyihir. Setelahnya ia langsung pingsan dan terbangun di daratan bersama dengan dua kaki selayaknya manusia.
Bagaimana bentuk piramida Gunung Padang?
Situs Gunung Padang, kata Danny Hilman, bukanlah bukit alami melainkan konstruksi berbentuk piramida berlapis.
Lapisan pertama yakni yang paling atas – yang dipenuhi tanah, tumbuh-tumbuhan, berusia 1.000 2.000 tahun sebelum Masehi.
Lapisan kedua yang terdiri dari tumpukan pecahan batuan kolom dengan panjang hingga 1 meter, berusia 5.000 - 6.000 tahun sebelum Masehi.
Lapisan ketiga atau yang tertua berusia 16.000 - 27.000 tahun sebelum Masehi.
Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja
"Di lapisan tiga ini terdiri dari batuan yang lapuk, tanah liat hingga butiran kerikil dan batuan vulkanik yang tidak teridentifikasi. Ada juga batuan yang mengandung batuan kolom yang sangat lapuk berbentuk pilar vertikal."
Danny Hilman berkata, usia yang begitu lama pada lapisan terakhir memunculkan dugaan bahwa saat bangunan itu dibuat kemungkinan terjadi bencana yang berkaitan dengan banjir besar – atau kepunahan massal.
Setelah bencana, sambungnya, lapisan kedua dibangun dengan menimbun terlebih dahulu konstruksi pertama.
Di inti piramida, tim peneliti menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang "dipahat dengan cermat" dan "masif" yang terbuat dari andesit – sejenis batuan beku berbutir halus.
Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja
Merujuk pada konstruksi dan pahatan bebatuan, tim peneliti meyakini situs ini sudah ada sejak Zaman Es periode terakhir.
"Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan pengembangan teknik konstruksi canggih muncul selama periode awal Holosen atau awal Neolitikum."
"Pembuat lapisan ketiga dan kedua di Gunung Padang pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa – yang tidak sejalan dengan budaya pemburu dan peramu tradisional."
Ahli geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) ini mengatakan temuan tersebut punya arti luar biasa untuk sejarah Indonesia.
Kalau selama ini pengetahuan peradaban Indonesia dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4 Masehi, maka sesungguhnya peradaban sudah ada sebelum itu.
"Secara umum Indonesia seperti terbelakang, seperti anak bawang dibanding dengan India atau China yang sejarahnya lebih tua," ucap Danny Hilman.
Sumber gambar, Fairfax/Getty Images
Itu mengapa dia dan tim peneliti berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.
Sebab meskipun situs ini sudah terkubur sekitar 9.000 tahun yang lalu, tapi orang-orang dari berbagai daerah kerap mendatangi lokasinya.
Cerita Putri Duyung dan keluarganya
Diceritakan di dasar laut yang sangat luas dan dalam, terdapat sebuah istana besar yang berisikan seorang raja laut dengan ibu dan keenam anaknya. Kerajaan di bawah laut sana terbilang sangat indah karena terbuat dari dari batu koral biru, yang dilengkapi atap cangkang yang bisa dibuka dan ditutup.
Dari keenam orang anak raja, empat di antaranya adalah perempuan, dan dua lainnya laki-laki. Putri kecil raja bernama Ariel. Ia dikenal sebagai anak paling aktif di antara kelima kakaknya.
Ia menghabiskan waktu kecilnya untuk bermain di dekat kapal-kapal karam yang terjatuh ke dasar laut. Tak sendirian, Ariel selalu ditemani oleh seekor ikan yang senantiasa mendampinginya.
Selama menghabiskan waktunya di kapal-kapal karam yang ada di sekitar kerajaan, Ariel sangat sering bernyanyi sembari mencari harta karun yang ia temukan di sekitar kapal. Semua penghuni di dasar laut pun tahu, Ariel memiliki suara yang paling indah selauatan.
Di usianya yang mulai beranjak remaja, Ariel pun mulai meminta izin kepada raja untuk bisa berenang menuju permukaan. Sebelumnya, raja memberikan aturan kepada keenam anaknya untuk tidak berenang ke permukaan sebelum mereka genap berusia 15 tahun.
Di hari ulang tahunnya, Ariel pun meminta izin kepada sang ayah bahwa dia ingin melihat dasar laut dengan mata kepalanya sendiri.
"Ayah, sekarang usiaku sudah genap 15 tahun. Apakah aku diperkenankan untuk berenang ke permukaan seperti kakak-kakak lainnya?" tanya Putri Duyung itu kepada ayahnya.
Sebagai anak bungsu, raja sempat ragu dan khawatir akan keselamatan putrinya, namun ia tetap menyetujui karena hal ini sudah menjadi aturan yang ia buat kepada keenam anaknya.
"Kau boleh pergi ke permukaan, Ariel. Namun kau harus tetap berhati-hati dan segera kembali ke istana," ujar raja laut yang langsung dihadiahi pelukan hangat oleh putrinya.
Gunung Padang 'berpotensi menjadi piramida tertua di dunia' - Bagaimana bentuk dan fungsinya?
Sumber gambar, Fairfax/Getty
Peneliti Danny Hilman Natawidjaja menyebut hasil penelitian terbarunya soal Gunung Padang bakal mengubah sejarah bahwa peradaban di Indonesia sudah berkembang sebelum abad ke-4 Masehi. Sebab, menurut hasil penelitian Danny, Gunung Padang berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.
Itu mengapa dia berharap dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.
Akan tetapi, arkeolog dari Jawa Barat, Dr Lutfi Yondri, menyebut kesimpulan itu mengada-ada karena hasil verifikasinya dan kajian literatur yang ada menyebutkan piramida tidak ada dalam lintasan budaya di Indonesia.
Cobaan Putri Duyung menemui pemudanya
Setelah dirinya tersadarkan, Ariel kemudian dipertemukan dengan pemuda yang selama ini begitu dirindukannya. Tanpa ia ketahui, rupanya benar saja bahwa pemuda itu adalah seorang raja yang tinggal di sebuah istana megah.
"Kau baik-baik saja?" tanya pangeran menolong Ariel.
Ariel pun mulai ditolong oleh pangeran dan diajak berkunjung ke istana. Sebelumnya, pangeran juga menceritakan bagaimana kejadian-kejadian yang menimpanya, termasuk kejadian yang menyelamatkannya dari badai laut beberapa tahun lalu.
Hubungan keduanya semakin dekat satu sama lain. Putri Duyung yang kini sudah memiliki kaki itu berpikir bahwa dirinya memiliki harapan untuk bisa menikahi pujaan hatinya.
Namun suatu ketika, raja atau ayah dari pangeran meminta putranya itu untuk memilih calon pasangan hidupnya yang merupakan putri dari kerajaan lain. Mengetahui hal itu, hati keduanya pun hancur karena mengetahui bahwa mereka tidak bisa bersama.
Tanpa diketahui Ariel, rupanya suara merdu miliknya yang ditukar dengan kaki itu sudah dipindahkan penyihir laut ke perempuan yang dijodohkan dengan pangeran. Mendengar lantunan indah seorang putri, pangeran dibuat terkesima dan setuju akan perjodohan tersebut.
Dengan hati yang hancur, Ariel kembali ke laut dan memberi tahu kakak-kakaknya. Kemudian, kakak dari Putri Duyung memberitahu sang raja. Namun sayangnya, Putri Duyung keburu disekap oleh penyihir laut yang sangat menginginkan tongkat sakti raja laut.
"Akan ku berikan tongkat ini, asalkan kau lepaskan putriku!" ujar raja laut.
Putri Duyung pun selamat, dan penyihir berubah menjadi monster yang datang ke pernikahan pangeran dengan berbuat kekacauan. Mengetahui hal itu, Ariel kembali ke kerajaan pangeran untuk menyelamatkan pangeran dari ancaman monster tersebut.
Namun sayangnya, Ariel justru terperangkap tentakel milik monster. Pergi tanpa tangan kosong, rupanya Ariel sempat membawa sebuah pisau dan menusukkan benda tajam itu ke bagian dada monster.
Melihat Putri Duyung terperangkap, pangeran juga berusaha menolong dengan menembakkan anak panah ke arah monster. Panahan tersebut tepat sasaran dan membuat monster itu kembali berubah menjadi penyihir yang terkalahkan.
Kekalahan penyihir laut membawa suara merdu Putri Duyung kembali kepada pemilik aslinya. Mengetahui itu, Ariel pun senang dan mulai bernyanyi kembali.
"Ah, aku sangat merindukan suaraku ini!" ujar Ariel setelah menyanyikan sebuah lagu.
Mendengar lantunan lagu yang dibawakan Ariel, sang pangeran dibuat teringat akan sesuatu. Ia kembali mengenang suara perempuan yang sempat menolongnya saat tragedi kapal karam beberapa tahun lalu.
Namun di sisi lain, putri yang akan dijodohkan pangeran tak terima dan berusaha menyerang Ariel. Riba-tiba ayah dari Ariel yakni raja laut kembali mendapatkan tongkatnya dan membantu melawan putrinya.
"Sekarang aku tahu bahwa kamu yang sudah menyelamatkanku saat kapalku karam dulu. Maukah kamu menikah denganku?" tanya pangeran yang langsung dijawab 'iya' oleh Ariel.
Keduanya pun hidup bahagia sebagai sepasang suami istri di kerajaan milik pangeran.
Berikut tadi cerita dongeng putri duyung yang Mama bisa bacakan kepada anak.